Cara Hitung Turnover Karyawan

Ajak Karyawan untuk Berkembang

Berikan kesempatan kepada karyawan untuk terlibat dalam proyek-proyek menarik, pelatihan tambahan, atau tugas-tugas yang lebih menantang.

Strategi ini akan membuat karyawan merasa dihargai serta memiliki motivasi yang lebih tinggi untuk berkontribusi lebih banyak di tempat kerja mereka.

Jenis turnover di perusahaan

Turnover karyawan bisa dibedakan menjadi dua jenis yaitu:

a. Turnover yang dilakukan oleh perusahaan atau menjadi bagian dari rencana. Seperti berakhirnya masa kontrak PKWT, pemutusan hubungan kerja (PHK), dan pensiun.

b. Turnover secara sukarela, yaitu perputaran karyawan yang didorong oleh keinginan karyawan sendiri atau di luar rencana perusahaan. Contohnya adalah karyawan mengundurkan diri (resign).

Baca Juga: Menghitung Hak Karyawan Resign

Turnover yang direncanakan perusahaan tidak menimbulkan dampak. Sebab, pergantian karyawan telah dihitung di awal, misalnya dalam tahun ini berapa karyawan PKWT yang akan habis masa kontraknya, berapa yang akan pensiun, dan berapa yang akan diberhentikan karena alasan efisiensi.

Artinya, perusahaan telah merencanakan anggaran untuk pergantian karyawan, baik dalam upaya perekrutan karyawan baru maupun perkiraan kompensasi yang diberikan sebagaimana diatur dalam PP No. 35 Tahun 2021. Semua biaya dapat diperkirakan di depan.

Sementara itu, turnover yang sifatnya sukarela sulit diantisipasi. Sebab kita tidak pernah tahu pasti berapa jumlah karyawan yang akan mengundurkan diri dalam kurun 6 bulan atau setahun ke depan. Turnover ini menimbulkan dampak bagi perusahaan dan bisnis.

Lingkungan Kerja yang Tidak Kondusif

Karyawan menghabiskan setidaknya 40 jam per minggu di tempat kerja. Karena itu, tempat dan lingkungan kerja yang nyaman diperlukan untuk membuat karyawan betah. Lingkungan kerja yang buruk, baik dari segi fisik (misal: pencahayaan yang buruk) maupun segi sosial (rekan kerja yang tidak suportif) dapat mendorong karyawan untuk meninggalkan perusahaan.

Reputasi Tempat Kerja yang Kurang Baik

Tingkat turnover rate yang tinggi di sebuah perusahaan umumnya menjadi salah satu indikator yang diperhatikan oleh pelamar kerja. Tingkat turnover rate yang rendah menandakan lingkungan kerja yang baik. Sebaliknya, tingkat perputaran karyawan yang tinggi mengindikasikan lingkungan kerja yang kurang baik bagi karyawan. Alhasil, perusahaan dengan turnover rate yang cukup tinggi akan cenderung lebih sulit dalam menarik karyawan baru untuk bergabung dengan perusahaan.

Tidak Ragu Memberikan Apresiasi dan Feedback

Memberikan apresiasi dan feedback yang konstruktif kepada karyawan merupakan langkah penting untuk menjaga motivasi dan kepuasan mereka. Sering kali, kurangnya pengakuan dan umpan balik yang jelas membuat karyawan merasa kurang dihargai.

Jadi, jangan ragu untuk memberikan pujian, penghargaan, dan masukan yang berguna agar memperkuat ikatan antara karyawan dan tempat kerjanya.

Kamu juga bisa menggunakan fitur EngageAny dari StaffAny sebagai cara untuk tracking pencapaian yang telah dilakukan oleh karyawanmu, seperti masuk kerja tepat waktu atau menyelesaikan pekerjaan dalam durasi tertentu. Karyawan pun merasa semangat karena mereka bisa melihat progres mereka dalam mencapai prestasinya.

Baca juga: 6 Cara Mengatasi Lingkungan Kerja Toxic

Meningkatkan Employee Engagement

Solusi turnover karyawan terakhir yang dapat dipertimbangkan oleh tim HRD ialah dengan meningkatkan partisipasi karyawan dalam berbagai aktivitas kantor. Hal ini bisa dilakukan misalnya dengan mengadakan voting untuk menentukan tempat liburan kantor dan melakukan potluck di kantor. Dengan meningkatkan employee engagement, akan membuat karyawan merasa lebih menjadi bagian dari perusahaan tersebut.

Dengan mengikuti langkah-langkah di atas sesuai kondisi perusahaan, niscaya karyawan akan merasa lebih betah sehingga turnover pegawai pun dapat dikurangi. Sudah siap mengambil langkah-langkah megurangi turnover karyawan perusahaan Anda?

Pasang GRATIS 3 lowongan kerja pertama untuk perusahaan Anda. Sortir CV & rekrut kandidat berkualitas dengan mudah sekarang juga! 🎉

Cake adalah situs lowongan kerja yang banyak peminatnya dengan jutaan pengguna dari seluruh Indonesia. Pasang lowongan kerja gratis untuk 3 loker pertamamu dan temukan kandidat berkualitas di Cake! Atau hubungi kami untuk informasi lebih lanjut.

--- Ditulis Oleh Stephen Antonius ---

Tantangan terbesar dalam menjalankan bisnis tidak terbatas pada menghasilkan produk yang menarik dan berkualitas. Kamu juga harus berupaya mengurangi tingginya angka turnover karyawan yang biasa terjadi dalam industri ritel dan Food and Beverages (F&B). Lantas, bagaimana cara mengatasi turnover karyawan agar kamu bisa mempunyai staf yang loyal dalam bisnismu?

Simak artikel ini untuk memahami tentang turnover karyawan, dampaknya bagi kelangsungan bisnis dan strategi terbaik dalam mengatasinya!

Adakan Program Pelatihan yang Komprehensif

Salah satu alasan utama karyawan meninggalkan tempat kerjamu adalah kurangnya peluang pengembangan. Oleh karena itu, adakan program pelatihan yang komprehensif untuk karyawan.

Berikan mereka kesempatan untuk belajar dan mengembangkan keterampilan baru yang relevan dengan pekerjaan mereka.

Langkah ini tidak hanya akan meningkatkan kepuasan karyawan, tetapi juga membantu meningkatkan produktivitas dan kesuksesan bisnismu.

Baca juga: Catat! 10 Pelatihan dan Pengembangan SDM untuk Karyawan

Membangun Budaya Work Life Balance

Pada saat ini, banyak pekerja yang menekankan konsep work life balance. Selain memiliki pekerjaan profesional yang sukses, karyawan juga ingin memiliki kehidupan pribadi yang sehat. Beberapa langkah yang bisa dilakukan perusahaan antara lain memberlakukan flexible working hour, jumlah cuti yang memadai, dan menetapkan workload yang seimbang sehingga frekuensi lembur tak terlalu sering.

Cara Mengatasi Turnover Karyawan

Lantas, bagaimana cara mengatasi turnover karyawan yang bisa diterapkan dalam bisnis ritel dan FnB? Kamu bisa mengikuti delapan strategi di bawah ini!

Apa itu Turnover Karyawan?

Secara sederhana, employee turnover (Bahasa Indonesia: perputaran tenaga kerja)  atau turnover karyawan adalah jumlah karyawan yang meninggalkan perusahaan dalam sebuah periode. Perputaran karyawan dapat diakibatkan oleh pihak perusahaan, dalam hal ini melalui pemberhentian, maupun dari pihak karyawan, melalui pengunduran diri. Selain itu, turnover pegawai juga dapat disebabkan oleh sistem. Misalnya, ketika seorang karyawan berhenti bekerja karena sudah memasuki usia pensiun.